GURU FISIKA ITU JURU BICARA (TULIS) TUHAN
Arif Al
Fatah
Istilah fisika
saya kenal dimulai sejak SD (1989 – 1995) kelas 4 saat ditunjuk sekolah SD
Dukuh II sebagai perwakilan lomba cerdas cermat bidang IPA tingkat kecamatan.
Tatasurya dan sistem Bulan-Bumi menjadi materi awal perjumpaan saya mengenal
keindahan pelajaran IPA. Dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, saat
sekolah di SMP N 1 Tangen (1995 – 1998) hingga lulus dari SMA N 1 Tangen Sragen
(1998 – 2001), saya gagal untuk bisa menyukai mata pelajaran fisika. Tetapi, ketika kuliah saya berhasil
mengambil jurusan S1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
mengapa saya lebih memilih masuk kuliah di jurusan Pendidikan Fisika? Konon
fisika adalah mata pelajaran yang tidak disukai oleh banyak orang, sehingga
justru membuat saya tertarik dan penasaran untuk lebih menggelutinya.
Alhamdulillah, saya akhirnya menyadari dan merasa sangat beruntung telah
memilih fisika. Setelah lulus S1 pada tahun 2006, saya pun bisa melanjutkan
menimba ilmu fisika dari sudut pandang fisika murni teoritik di S2 Fisika
Teoritik Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2009. Di kampus ini, saya
tergabung dalam anggota belajar kelompok penelitian Kosmologi, Astrofisika,
Fisika Matematik, dan Partikel (KAMP) FMIPA UGM.
Pengalaman saya mengajarkan dan berbagi ilmu fisika terdokumentasikan diberbagai lembaga, sekolah, dan penerbit di Yogyakarta. Pertama kali mengajarkan fisika saya catat saat menjadi tentor di lembaga bimbingan belajar Primagama tahun 2005 hingga 2012. Setelah lulus kuliah langsung dipercaya mengemban amanah menjadi guru fisika di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sejak 2006 hingga sekarang. Tahun 2009 juga berkesempatan menjadi guru fisika di MA Islamic Centre Bin Baz hingga tahun 2017. Selain di dua Madrasah tersebut, waktu sisa yang dimiliki saya gunakan menjadi guru fisika di SMA Bina Anak Sholeh (BIAS) dari tahun 2010 hingga tahun 2017. Sehingga praktis selama 7 tahun dari 2010 hingga 2017 saya menjadi guru fisika di tiga tempat yang berbeda.
Sekarang,
kesibukan mengajar hanya tercurah di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Selain pengalaman melalui jalur guru fisika, saya juga menggeluti dunia menulis
buku pelajaran fisika sejak 2007 hingga sekarang. Selain itu, menjadi tentor
privat dan pembimbing Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Kompetisi Sains
Madrasah (KSM) bidang fisika-astronomi juga masih saya lakukan disela-sela
waktu luang agar lebih banyak memberikan manfaat ke sesama.
Di antara
pelatihan yang saya ikuti sejak tahun 2007 antara lain; Pelatihan Pembuatan
Buku Pelajaran MIPA diselenggarakan oleh MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
tahun 2008, Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Bidang Sains oleh FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta tahun 2012, Dauroh Jurnalistik “Melawan dengan Pena, Menembus
Media Masa” oleh Ma’had Aly Imam Al Ghozally Solo tahun 2016, Workshop on Islamization
on Knowledge, Curiculum Reform and Textbook Writing oleh International
Islamic University Malaysia (IIIT) tahun 2017, dan Workshop Penyusunan Modul “Strengthening
Science Teaching in Indonesian Religious Schools oleh Indonesian Consortium for Reliogious
Studies (ICRS) - USAID - Pascasarjana Universitas Gadjah Mada tahun 2018.
Pengalaman dalam
dunia menulis telah mampu menghasilkan puluhan karya baik berupa modul atau
buku fisika, antara lain; Buku
Paket MC2 = F Misi (Rahasia) Calon Fisikawan Muslim kelas X SMA
diterbitkan Balai Pustaka Jakarta Pusat tahun 2008, Buku Paket 100% Suka Fisika
SMA diterbitkan Mata Elang Media Yogyakarta tahun 2011, Buku Twin Master
Outlines Fisika SMA/MA diterbitkan Yrama Widya Bandung tahun 2016, Buku Twin Master Outlines Fisika
SMA/MA diterbitkan Pustaka Fathlaila Yogyakarta
tahun 2019.
Pengalaman
mengajar di tiga sekolahan telah memberikan banyak warna sudut pandang dalam
pengajaran fisika. Masing-masing sekolah memiliki perbedaan dalam manajemen
pengajaran, baik dari input siswanya atau kultur belajar yang dikembangkan.
Siswa di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta semuanya putra dan rata-rata jumlah
siswa per kelas sekitar 30 murid, dengan mayoritas siswanya memiliki kebiasaan
yang kritis dan berani bertanya. Siswa di SMA Bina Anak Sholeh jumlah tiap
kelasnya rata-rata 15 murid, terdiri dari siswa putra dan putri dengan kultur
belajar siswanya sangat antusias untuk memahami materi. Sedangkan di MA Islamic
Centre Bin Baz siswanya di pisah antara putra dan putri, jumlah kelas dan murid
tiap kelasnya sama dengan di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, tetapi
kultur belajar siswanya lebih bersifat pasif dan fokus ta’dzim kepada Gurunya.
Ada yang ‘unik’ di MA Islamic Centre Bin Baz khusus siswa putri, yaitu ketika
gurunya putra maka di kelas harus ada hijab penutup antara siswa dan guru,
sehingga papan tulisnya dinaik-turunkan. Berdasarkan paparan di atas, meskipun
ada perbedaan kondisi siswa dan kultur belajarnya, tetapi tetap memiliki
kesamaan dalam hal anggapan bahwa fisika itu sulit untuk dikuasai mayoritas
siswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya selama mengajarkan fisika,
beberapa hal yang bisa saya simpulkan sementara tentang faktor-faktor
kesuksesan guru fisika di kelas-kelas pembelajaran tercakup dalam beberapa
bagian, yaitu; niat guru, minat siswa, bab materi fisika, sarana pembelajaran.
Niat
Guru,
adalah faktor mendasar dan utama kesuksesan seorang guru fisika dalam
mengajarkan ilmunya. Niat hati seseorang dalam mengajar akan sangat berpengaruh
terhadap seluruh aktivitas tubuhnya dan akan bisa terbaca setiap gerak-geriknya
oleh murid, dengan niat yang lurus juga akan bisa memancarkan energi semangat
mengajar sehingga siswa juga ikut terimbas semangat belajarnya. Niat yang
paling indah dalam mengajar menurut saya adalah dengan semangat niat ibadah
ketika memberikan pelajaran fisika. Karena bagi saya fisika merupakan salah
satu jalan (ibadah) yang ditempuh manusia untuk mengenal Tuhan dan ciptaan-Nya,
dengan harapan memberikan manfaat untuk kehidupan (Rahmatan Lil‘alamin).
Mungkin akan semakin mantab jika niat kita mengajarkan fisika tersemangati oleh
hadits nabi; “Sesungguhnya Alloh, para Malaikat, penduduk langit dan bumi,
hingga semut di lobangnya, dan bahkan hingga ikan di lautan benar-benar
memohonkan doa bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HR. Ibnu
Abdil Barr – Jami’ Bayan Al-Ilmi wa Fadhlih).
Minat
siswa, berdasarkan pengalaman dan survei yang pernah saya
lakukan, minat siswa terhadap fisika masih tergolong pada tingkatan rendah.
Tetapi, pengakuan siswa bahwa fisika itu penting dan menantang tergolong pada
tingkatan tinggi. Hal ini artinya kemampuan saya dalam membangkitkan minat
siswa terhadap fisika masih belum maksimal, meskipun saya sudah bisa
menampilkan peran penting dan kedigdayaan fisika dalam kehidupan. Minat siswa
lebih ditentukan oleh faktor dalam diri siswa, tugas sebagai guru fisika
selanjutnya perihal bagaimana cara membangkitkan faktor tersebut muncul melalui
aksi kita di kelas.
Bab
materi fisika, merupakan seluruh materi fisika sesuai
yang digariskan oleh kurikulum nasional. Terdiri dari materi konsep, teori,
hukum, hipotesis, teorema, penerapan. Sebagai guru fisika idealnya harus
menguasai semua materi tersebut dan mengetahui materi-materi pendukung lain
diluar materi tersebut. Guru fisika harus bisa memilah-milah materi yang ada
untuk disampaikan dengan berbagai metode pembelajaran menyesuaikan waktu dan
fasilitas yang ada. Menurut saya, akan lebih menarik jika ada penyampaian
penerapan-penerapan materi dalam dunia teknologi yang telah kita nikmati
manfaatnya. Kemampuan kita sebagai guru dalam meramu dan menyampaikan banyaknya
materi fisika dalam hidangan singkat di kelas-kelas pembelajaran fisika akan
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengajaran kita.
Media
pembelajaran, merupakan faktor penting juga dalam
pembelajaran fisika. Terlebih di jaman serba digital seperti sekarang ini,
kemampuan kita memanfaatkan media digital sangat diperlukan karena sebuah
praktikum yang biasanya dilakukan sendiri bisa diwakili hanya dengan
menampilkan potongan video yang sudah kita persiapkan. Dalam kondisi normal
tatap muka di kelas, media pembelajaran fisika sangat banyak terhampar di
sekitar kita, tergantung kemampuan kita sebagai guru memanfaatkannya. Intinya
dalam hal media pembelajaran kita sangat sepakat bahwa media pembelajaran yang
mutakhir dan lengkap akan sangat efektif membantu pembelajaran, tetapi media
pembelajaran yang sederhanapun juga bisa kita sulap menjadi sangat efektif
dengan bekal kreatifitas masing-masing guru fisika.
Semua
faktor-faktor yang telah saya paparkan di atas, sangat tergantung oleh
kebiasaan kita dan masyarakat dalam hal membaca (Iqro’) dan menuliskan
fenomena alam, baik dalam bentuk tulisan, gambar, video, atau alam semesta yang
terhampar di depan mata kita. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran pena (kalam). Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaq: 1-5). Sebagai guru fisika,
marilah dengan berbekal bismillah kita tingkatkan kualitas bacaan
(iqro’) dan tuangkan dalam tulisan (pena). Perlu kita ingat bahwa
apa yang kita pelajari dan sampaikan dalam pelajaran fisika ini hakekatnya ilmu
yang membahas kebijakan-kebijakan Tuhan (Alloh) atas alam semesta. Maka tidak
berlebihan jika saya menyatakan bahwa guru fisika itu adalah ‘juru bicara’
dan ‘juru tulis’ kebijakan Tuhan.