GURU FISIKA ITU JURU BICARA (TULIS) TUHAN

0

 GURU FISIKA ITU JURU BICARA (TULIS) TUHAN

Arif Al Fatah

 

 Saya adalah salah satu orang Indonesia yang ditakdirkan Allah untuk mengemban amanah sebagai Guru Fisika. Meskipun hanya sebagai guru kecil, tetapi saya memiliki tugas mendasar yang amat besar yaitu memberikan penyadaran kepada generasi emas Indonesia agar memahami dan mencintai ilmu sains-teknologi. Sumbangsih mendasar yang bisa diberikan oleh seorang guru fisika untuk kemajuan bangsa adalah memberikan pengetahuan, wawasan, dan penyadaran kepada anak muda calon penerus pemimpin bangsa bahwa fisika itu penting, eksotik, menakjubkan, dan digdaya. Jika suatu negara menginginkan peradaban sains-teknologinya maju, maka harus dimulai dengan memberikan perhatian penuh ke pelajaran fisika dan logika matematikanya. Mengapa? Karena bagi saya, Fisika adalah The King of Science, Physics is My Life.

Istilah fisika saya kenal dimulai sejak SD (1989 – 1995) kelas 4 saat ditunjuk sekolah SD Dukuh II sebagai perwakilan lomba cerdas cermat bidang IPA tingkat kecamatan. Tatasurya dan sistem Bulan-Bumi menjadi materi awal perjumpaan saya mengenal keindahan pelajaran IPA. Dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, saat sekolah di SMP N 1 Tangen (1995 – 1998) hingga lulus dari SMA N 1 Tangen Sragen (1998 – 2001), saya gagal untuk bisa menyukai mata pelajaran fisika.   Tetapi, ketika kuliah saya berhasil mengambil jurusan S1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengapa saya lebih memilih masuk kuliah di jurusan Pendidikan Fisika? Konon fisika adalah mata pelajaran yang tidak disukai oleh banyak orang, sehingga justru membuat saya tertarik dan penasaran untuk lebih menggelutinya. Alhamdulillah, saya akhirnya menyadari dan merasa sangat beruntung telah memilih fisika. Setelah lulus S1 pada tahun 2006, saya pun bisa melanjutkan menimba ilmu fisika dari sudut pandang fisika murni teoritik di S2 Fisika Teoritik Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2009. Di kampus ini, saya tergabung dalam anggota belajar kelompok penelitian Kosmologi, Astrofisika, Fisika Matematik, dan Partikel (KAMP) FMIPA UGM.

Pengalaman saya mengajarkan dan berbagi ilmu fisika terdokumentasikan diberbagai lembaga, sekolah, dan penerbit di Yogyakarta. Pertama kali mengajarkan fisika saya catat saat menjadi tentor di lembaga bimbingan belajar Primagama tahun 2005 hingga 2012. Setelah lulus kuliah langsung dipercaya mengemban amanah menjadi guru fisika di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sejak 2006 hingga sekarang. Tahun 2009 juga berkesempatan menjadi guru fisika di MA Islamic Centre Bin Baz hingga tahun 2017. Selain di dua Madrasah tersebut, waktu sisa yang dimiliki saya gunakan menjadi guru fisika di SMA Bina Anak Sholeh (BIAS) dari tahun 2010 hingga tahun 2017. Sehingga praktis selama 7 tahun dari 2010 hingga 2017 saya menjadi guru fisika di tiga tempat yang berbeda.


Sekarang, kesibukan mengajar hanya tercurah di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Selain pengalaman melalui jalur guru fisika, saya juga menggeluti dunia menulis buku pelajaran fisika sejak 2007 hingga sekarang. Selain itu, menjadi tentor privat dan pembimbing Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang fisika-astronomi juga masih saya lakukan disela-sela waktu luang agar lebih banyak memberikan manfaat ke sesama.


Pengalaman mengajar fisika saya sangat diwarnai oleh pengalaman belajar menulis buku fisika. Upaya saya di dunia penulisan adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan menulis. Pertama kali terjun di dunia menulis yaitu ketika mengikuti lomba Penulisan Buku Pelajaran MIPA MA/SMA berbasis Agama tingkat Nasional DEPAG RI tahun 2007. Ketika berhasil masuk nominasi, maka diwajibkan berlanjut untuk mengikuti pelatihan Penulisan Buku Pelajaran MIPA MA/SMA berbasis Agama bidang Fisika tingkat Nasional di Jakarta. Alhamdulillah akhir penilaian karya, saya meraih Juara II Lomba Penulisan Buku Pelajaran MIPA MA/SMA berbasis Agama Bidang Fisika tingkat Nasional DEPAG RI tahun 2007. Sejak saat itulah, semangat untuk menghasilkan karya buku fisika dan belajar fisika semakin membara.

Di antara pelatihan yang saya ikuti sejak tahun 2007 antara lain; Pelatihan Pembuatan Buku Pelajaran MIPA diselenggarakan oleh MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2008, Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Bidang Sains oleh FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012, Dauroh Jurnalistik “Melawan dengan Pena, Menembus Media Masa” oleh Ma’had Aly Imam Al Ghozally Solo tahun 2016, Workshop on Islamization on Knowledge, Curiculum Reform and Textbook Writing oleh International Islamic University Malaysia (IIIT) tahun 2017, dan Workshop Penyusunan Modul “Strengthening Science Teaching in Indonesian Religious Schools  oleh Indonesian Consortium for Reliogious Studies (ICRS) - USAID - Pascasarjana Universitas Gadjah Mada tahun 2018.

Pengalaman dalam dunia menulis telah mampu menghasilkan puluhan karya baik berupa modul atau buku fisika, antara lain; Buku Paket MC2 = F Misi (Rahasia) Calon Fisikawan Muslim kelas X SMA diterbitkan Balai Pustaka Jakarta Pusat tahun 2008, Buku Paket 100% Suka Fisika SMA diterbitkan Mata Elang Media Yogyakarta tahun 2011, Buku Twin Master Outlines Fisika SMA/MA diterbitkan Yrama Widya Bandung  tahun 2016, Buku Twin Master Outlines Fisika SMA/MA diterbitkan Pustaka Fathlaila Yogyakarta  tahun 2019.

Pengalaman mengajar di tiga sekolahan telah memberikan banyak warna sudut pandang dalam pengajaran fisika. Masing-masing sekolah memiliki perbedaan dalam manajemen pengajaran, baik dari input siswanya atau kultur belajar yang dikembangkan. Siswa di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta semuanya putra dan rata-rata jumlah siswa per kelas sekitar 30 murid, dengan mayoritas siswanya memiliki kebiasaan yang kritis dan berani bertanya. Siswa di SMA Bina Anak Sholeh jumlah tiap kelasnya rata-rata 15 murid, terdiri dari siswa putra dan putri dengan kultur belajar siswanya sangat antusias untuk memahami materi. Sedangkan di MA Islamic Centre Bin Baz siswanya di pisah antara putra dan putri, jumlah kelas dan murid tiap kelasnya sama dengan di MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, tetapi kultur belajar siswanya lebih bersifat pasif dan fokus ta’dzim kepada Gurunya. Ada yang ‘unik’ di MA Islamic Centre Bin Baz khusus siswa putri, yaitu ketika gurunya putra maka di kelas harus ada hijab penutup antara siswa dan guru, sehingga papan tulisnya dinaik-turunkan. Berdasarkan paparan di atas, meskipun ada perbedaan kondisi siswa dan kultur belajarnya, tetapi tetap memiliki kesamaan dalam hal anggapan bahwa fisika itu sulit untuk dikuasai mayoritas siswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya selama mengajarkan fisika, beberapa hal yang bisa saya simpulkan sementara tentang faktor-faktor kesuksesan guru fisika di kelas-kelas pembelajaran tercakup dalam beberapa bagian, yaitu; niat guru, minat siswa, bab materi fisika, sarana pembelajaran. 

Niat Guru, adalah faktor mendasar dan utama kesuksesan seorang guru fisika dalam mengajarkan ilmunya. Niat hati seseorang dalam mengajar akan sangat berpengaruh terhadap seluruh aktivitas tubuhnya dan akan bisa terbaca setiap gerak-geriknya oleh murid, dengan niat yang lurus juga akan bisa memancarkan energi semangat mengajar sehingga siswa juga ikut terimbas semangat belajarnya. Niat yang paling indah dalam mengajar menurut saya adalah dengan semangat niat ibadah ketika memberikan pelajaran fisika. Karena bagi saya fisika merupakan salah satu jalan (ibadah) yang ditempuh manusia untuk mengenal Tuhan dan ciptaan-Nya, dengan harapan memberikan manfaat untuk kehidupan (Rahmatan Lil‘alamin). Mungkin akan semakin mantab jika niat kita mengajarkan fisika tersemangati oleh hadits nabi; “Sesungguhnya Alloh, para Malaikat, penduduk langit dan bumi, hingga semut di lobangnya, dan bahkan hingga ikan di lautan benar-benar memohonkan doa bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HR. Ibnu Abdil Barr – Jami’ Bayan Al-Ilmi wa Fadhlih).

Minat siswa, berdasarkan pengalaman dan survei yang pernah saya lakukan, minat siswa terhadap fisika masih tergolong pada tingkatan rendah. Tetapi, pengakuan siswa bahwa fisika itu penting dan menantang tergolong pada tingkatan tinggi. Hal ini artinya kemampuan saya dalam membangkitkan minat siswa terhadap fisika masih belum maksimal, meskipun saya sudah bisa menampilkan peran penting dan kedigdayaan fisika dalam kehidupan. Minat siswa lebih ditentukan oleh faktor dalam diri siswa, tugas sebagai guru fisika selanjutnya perihal bagaimana cara membangkitkan faktor tersebut muncul melalui aksi kita di kelas.

Bab materi fisika, merupakan seluruh materi fisika sesuai yang digariskan oleh kurikulum nasional. Terdiri dari materi konsep, teori, hukum, hipotesis, teorema, penerapan. Sebagai guru fisika idealnya harus menguasai semua materi tersebut dan mengetahui materi-materi pendukung lain diluar materi tersebut. Guru fisika harus bisa memilah-milah materi yang ada untuk disampaikan dengan berbagai metode pembelajaran menyesuaikan waktu dan fasilitas yang ada. Menurut saya, akan lebih menarik jika ada penyampaian penerapan-penerapan materi dalam dunia teknologi yang telah kita nikmati manfaatnya. Kemampuan kita sebagai guru dalam meramu dan menyampaikan banyaknya materi fisika dalam hidangan singkat di kelas-kelas pembelajaran fisika akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengajaran kita.

Media pembelajaran, merupakan faktor penting juga dalam pembelajaran fisika. Terlebih di jaman serba digital seperti sekarang ini, kemampuan kita memanfaatkan media digital sangat diperlukan karena sebuah praktikum yang biasanya dilakukan sendiri bisa diwakili hanya dengan menampilkan potongan video yang sudah kita persiapkan. Dalam kondisi normal tatap muka di kelas, media pembelajaran fisika sangat banyak terhampar di sekitar kita, tergantung kemampuan kita sebagai guru memanfaatkannya. Intinya dalam hal media pembelajaran kita sangat sepakat bahwa media pembelajaran yang mutakhir dan lengkap akan sangat efektif membantu pembelajaran, tetapi media pembelajaran yang sederhanapun juga bisa kita sulap menjadi sangat efektif dengan bekal kreatifitas masing-masing guru fisika.

Semua faktor-faktor yang telah saya paparkan di atas, sangat tergantung oleh kebiasaan kita dan masyarakat dalam hal membaca (Iqro’) dan menuliskan fenomena alam, baik dalam bentuk tulisan, gambar, video, atau alam semesta yang terhampar di depan mata kita. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran pena (kalam). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaq: 1-5). Sebagai guru fisika, marilah dengan berbekal bismillah kita tingkatkan kualitas bacaan (iqro’) dan tuangkan dalam tulisan (pena). Perlu kita ingat bahwa apa yang kita pelajari dan sampaikan dalam pelajaran fisika ini hakekatnya ilmu yang membahas kebijakan-kebijakan Tuhan (Alloh) atas alam semesta. Maka tidak berlebihan jika saya menyatakan bahwa guru fisika itu adalah ‘juru bicara’ dan ‘juru tulis’ kebijakan Tuhan.


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)