PENGALAMAN
BELAJAR DAN MENGAJAR FISIKA
Istiqomah
Fisika dalam pandangan saya saat itu adalah suatu
pelajaran yang sangat sulit dan tidak menyenangkan . Saya mengenal pelajaran fisika
saat masuk SMP kelas satu. Kebetulan guru yang mengajar adalah seorang ibu guru
yang memiliki karakter serius, jarang tersenyum dan terkesan galak. Sehingga
materinya pun tidak bisa saya pahami dengan baik, berbeda dengan materi matematika dan Biologi. Dan ternyata sampai
di kelas 3 SMP gurunya juga masih sama walaupun berbeda guru.
Begitu pula saat saya sekolah di
SMA, tidak berbeda jauh. Sehingga tidak pernah terbersit sediki tpun untuk mengambil
jurusan Fisika disaat naik ke kelas 2. Saat itu saya mengambil pilihan pertama
biologi dan pilihan ke dua sosial. Akan tetapi ternyata saat kenaikan kelas
saya dimasukkan ke jurusan fisika atau program A1. Saya sudah berusaha untuk
pindah jurusan tetapi tidak boleh sama orang tua. Akhirnya dengan terpaksa saya
menjalani jurusan itu sampai di kelas 3. Dan ternyata guru fisikanya sama
seperti saat SMP, seorang ibu yang jarang tersenyum, serius, dan banyak
catatanya.
Hanya disaat kelas 3 semester 2
mendapatkan seorang guru Fisika yang low
profile, santai ,tidak pernah bawa buku dan sambil bercerita. Materi yang
menarik bagi saya saat itu tentang gelombang elektromagnetik dan radioktif. Akan tetapi
berhubung beliau adalah kepala sekolah maka kami juga sering diberi tugas
sehingga hanya dua materi itu yang saya agak paham. Maka disaat Ujian Nasional
saya tidak bisa mengerjakan soal dengan baik karena memang tidak ada yang saya
pahami. Apalagi saya tidak pernah mengikuti bimbingan belajar diluar. Hanya
mengikuti les yang di sekolah dimana yang mengajar juga guru yang sama. Begitu
pula saat mengikuti UMPTN , sungguh saya sama sekali tidak bisa mengerjakan
soal-soal yang diujikan sehingga saya tidak diterima di PTN. Karena tidak
diterima di PTN maka orang tua saya mendaftarkan saya ke IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta yang sekarang menjadi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di
jurusan Pendidikan Fisika.
Kadang saya merasa aneh, saya
paling tidak suka dengan pelajaran Fisika tetapi koq saya malah kuliah di
jurusan Pendidikan Fisika. Kenapa? Jawabanya hanya satu orang tua saya menginginkan
saya untuk belajar fisika. Katanya guru fisika itu masih langka, nanti kalau
cari pekerjaan mudah. Akhirnya dengan berat hati saya jalani, walaupun nilai
juga tetap jelek. Sampai akhirnya memasuki tahun ke dua saya dipanggil oleh
dosen wali saya , dan menanyakan kesulitan apa yang saya hadapi sampai saya
mendapatkan nilai seperti itu. Saya ceritakan semua tentang pengalaman dan
pandangan saya terhadap mata pelajaran fisika. Dan memberikan gambaran, arahan,
bimbingan,
dan motivasi agar saya terus berusaha mencoba untuk belajar fisika. Beliau
bersama-sama dengan para dosen yang lain akan membantu kalau ada kesulitan dalam
belajar.
Dan alhamdulillah berkat bimbingan
para dosen bantuan dari kakak tingkat dan teman-teman saya mulai bisa menikmati
belajar fisika. Saya beruntung
sekali bertemu dengan beliau-beliau para dosen di UAD Yogyakarta dengan
kesabarannya membimbing kami, yang sampai akhirnya di tahun terakhir saya bisa
mendapatkan beasiswa Super Semar. Saya lulus dan Wisuda 22 Desember tahun 1996
serta diterima tes CPNS di kemenag Propinsi DIY, dengan SK TMT 3 Maret 1997.
Saya mulai ngajar fisika bulan November
1995 di SMP Islam Moyudan, setelah menyelesaikan KKN. Di situlah saya mulai
berusaha untuk mengubah image
pelajaran fisika dari pelajaran yang sulit menjadi pelajaran yang mudah dan
menyenangkan.
Awal pertama masuk memang terasa
sulit mengubah pandangan anak, apalagi sekolah swasta pinggiran kalau pelajaran
sulit mereka malah sama sekali tidak mau memperhatikan, kalau kenapa koq tidak
mau memperhatikan alasannya sulit Bu, pusing ngitungnya. Perlahan-lahan saya
mulai memperkenalkan fisika
dengan cerita. Yang kemudian kita hubungkan dengan materi, baru sedikit-demi
sedikit ke rumus yang ada. Satu rumus kita beri beberapa contoh soal yang
dibahas bersama, kita beri waktu untuk bertanya kalau ada yang kurang jelas,
kemudian diajak salah satu siswa untuk mengerjakan di depan kelas,
alhamdulillah dari situ anak mulai mencoba untuk memperhatikan terutama yang
kita suruh mengerjakan di depan. Akhirnya dia pengin mencoba mengerjakan dan
berani bertanya. Dan akhirnya teman-temanya juga berani mencoba.
Begitu pula disaat saya sudah
menjadi guru kemenag di MAN Pakem dan kemudian pindah tugas di MAN 5 Sleman
saya mencoba untuk membuat siswa menyukai pelajaran fisika. Dari pengalaman
saya belajar fisika maka saya mencoba mengubah image bahwa fisika itu menyenangkan, bahkan dengan belajar Fisika
akan semakin mempertebal keimanan kita. Karena semua ilmu yang kita pelajari
hakekatnya bersumber pada Al-qur’an.
Dan ternyata anak menjadi tertarik
disaat kita menjelaskan misalnya peristiwa isro’mi’roj dengan materi gelombang
cahaya. Sehingga kita yakin sepenuhnya bahwa peristiwa itu nyata karena
Rosulullah bersama malaikat Jibril yang terbuat dari cahaya, yang kemudian kita
hubungkan kecepatan cahaya berapa, sehingga dalam waktu singkat bisa menempuh
perjalan yang sangat jauh. Begitu pula dengan kisah Nabi Sulaeman dan Ratu
Bilqis, bagaimana jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis ke Istana Nabi
Sulaeman, semua bisa kita jelaskan melaui materi cahaya.
Sehingga saat saya mengajar di MAN
5 Sleman anak-anak meminta untuk mengadakan kegiatan ekstra fisika. Dan
ternyata pesertanya sekitar 15 siswa. Dan akhirnya beberapa memperoleh prestasi
diantaranya juara 3 KSM tahun 2006, juara 1 lomba
fisika dies natalis UNY tahun 2008, yang sekarang
anaknya sudah lulus Pendidikan Fisika UNY dan menjadi Tentor di sebuah Bimbel
terkenal di Yogyakarta, beberapa diantaranya juga sudah lulus Fisika UNY, dan
terakhir juara 3 KSM Propinsi tahun 2018. Saya tidak
menyangka ternyata anak muridnya saya ada yang menyukai Fisika bahkan sampai
lulus dan berprestasi di bidang Fisika padahal tadinya mereka pada mengeluh
bahwa Fisika itu sulit.
Dari pengalaman yang saya alami
tersebut, bisa saya simpulkan bahwa image
anak tentang pelajaran itu bisa dimulai dari guru, bagaimana guru itu bisa
membawa siswa masuk ke materi melalui pengalaman belajar (eksperimen), demonstrasi
sederhana, literasi, dan pengamatan lingkungan yang sesuai dengan materi.
Kemudian untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah maka perlu memperbanyak
mengerjakan latihan soal-soal.
Demikian pengalaman belajar dan mengajar Fisika yang saya alami. Semoga pengalaman saya di atas bermanfaat, bisa menjadi inspirasi bagi semuanya, terutama yang saat ini belum menyukai pelajaran fisika menjadi suka, karena ternyata menjadi guru fisika belum tentu sejak awal menyukai pelajaran fisika. Bisa jadi hal yang paling tidak kita sukai ternyata itulah yang selalu kita jalani, selalu kita lakukan dan menjadi sumber penghidupan kita.
Penulis
Pendidikan:
SD Inpres Keceme Baru lulus th 1985-
SMP 2 Sleman lulus th 1988 -
SMA N 1 Sleman lulus th 1991-
UAD Prodi Pend.Fisika lulus th 1996.
Pengalaman Mengajar:
1995-1997 : SMP Islam Moyudan-
1996-1997: MTs, MA Pondok Pabelan Magelang -
1997-2003: MAN Pakem (diangkat menjadi guru di kemenag DIY)
2003-sekarang: MAN 5 Sleman