BELAJAR FISIKA SAMBIL BERMAIN

0

 

BELAJAR FISIKA SAMBIL BERMAIN

Tujilah

 

Perkenalkan nama saya Tujilah, S.Pd, tempat lahir saya Bantul, 30 November 1973. Alamat Mandingan Ringinharjo Bantul. Saya anak nomor 2 dari 4 bersaudara. Menikah dengan Agus Susilo, S.Pd, diberi karunia Allah 2 putra. Bagas Anugrah Permata Putera16 tahun dan Tsaabitah Naailah Permata Putri 10 tahun.Hoby saya bersepeda, berkebun, memasak dan menjahit. Prestasi yang membuatku berkesan yaitu membimbing ekstra roket air yang mampu mengantarkan anak-anak MAN 2 Bantul meraih kejuaraan  diajang lomba antar SMA/MA.

Saya dulu tidak  pernah membayangkan akan menjadi guru mata pelajaran Fisika yang  dikatakan banyak orang sebagai pelajaran yang sulit, banyak berhitung, menghafal rumus,membuat pusing, menegangkan. Orang tua  terutama bapak yag mendorong  untuk mengenyam pendidikan perguruan tinggi , dengan syarat harus perguruan tinggi Negeri karena biaya lebih murah. Mahklum orang tua hanya pedagang kecil yang harus menghidupi 4 anaknya yang semua perlu biaya sekolah.  Kupilih jurusan keguruan karena kata banyak orang jadi guru itu enak, Siswa libur, guru ikut libur.

“Wah asyik ini ....” begitu fikir saya.

 Saat ini tugas guru sangatlah banyak, disamping mengajar harus membuat admistrasi serta melakukan pengembangan diri. Jadi pada saat libur tetap sambil menyelesaikan adminitrasi, dan membuat pengembangan diri yang waktunya tidak cukup untuk diselesaikan di madrasah. Tapi semua harus dijalani dengan semangat dan ihklas demi kemajuan bangsa. Berkat dorongan dan doa orangtua aku diterima di IKIP N Yogyakarta tahun 1993, dan lulus tahun 1998. Begitu lulus langsung mengabdikan diri sebagai guru honorer di SMU Muhammadiyah 4 yogyakarta dan SMA PIRI 1 Yogyakarta.  Th 2002 saya diangkat kemudian guru kontrak daerah bertugas di SMP Muhammadiyah Mlati Sleman  dengan tetap menjadi guru honoer di SMA Muhammadiyah 4 Yk. Alhamdullilah  tahun 2005 diangkat sebagai guru PNS, bertugas di MTs N Gondowulung. Tahun 2007-2012 dipindah tugaskan di MAN Gandekan  dan  tahun 2012 sampai sekarang saya ditugaskan mengajar di MAN 2 Bantul. Semua saya dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan ihklas. Harapan akan dapat memberikan kebaikan  didunia maupun akherat.

Disetiap sekolah yang pernah saya ampu memang memiliki karakter sendiri-sendiri. Bahkan untuk sekolah yag sama pada kelas yang berbeda karakternya berbeda. Maksud karakter disini adalah karakter kelas yang nantinya akan berhubungan dengan cara atau metode kita mengajar. Misalnya untuk kelas X dengan materi yang sama, metode dan model mengajar dapat berbeda untuk tiap-tiap kelas. Yang pasti untuk pembelajaran fisika model pembelajaran yang sering saya gunakan Discovery Learning, Inquiry Laearing, Problem Based Learning/PBL. Model ini saya sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.  

Untuk pelajaran fisika, ada beberapa materi yang dirasakan sulit oleh banyak siswa  karena  membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi. Misalnya materi kelas X pada bab hukum Newton dan penerapannya. Materi kelas XI yaitu  keseimbangan benda tegar. Materi kelas XII  pada materi rangkaian listrik arus searah terutama pada hukum Kirchoof.  Pada bab tersebut saya  lebih aktif menjelaskan baik materi maupun penerapannya dalam soal. Memberikan  penekankan konsep-konsep penting pada materi tersebut dengan tujuan siswa lebih memahami materi.

Dengan dihapus UN, saya punya harapan untuk pembelajaran fisika menjadi lebih bermakna tidak dikejar untuk menyelesaikan materi. Materi pelajaran fisika di tingkat SMA/MA menurut saya terlalu banyak, waktu untuk pembelajaran kurang dan praktikum juga tidak dapat terlaksana secara keseluruhan sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimum. Untuk penjurusan saya lebih setuju dilakukan dikelas XI. Dikelas X anak akan memahami kemampuannya pada bidang IPA atau IPS, sehingga ketika kelas XI akan masuk jurusan sesuai minat dan bakatnya. Penjurusan yang dilakukan dikelas X menjadi permasalahan bagi siswa. Banyak siswa yang belum paham konsekuensi memilih jurusan IPA, karena ikut-ikutan saja. Ketika belajar Fisika hasilnya menjadi kurang maksimal

MAN 2 Bantul yogyakarta letaknya berdampingan dengan sekolah lain. Disebelah timur SMK 1 Bantul, Sebelah selatan SMK Kesehatan, sebelah barat SMA Patria. Persaingan untuk mendapat siswa baru begitu berat. Walaupun kuota kelas terpenuhi,namun dari segi input nilai UAN SMP/MTs masih cenderung rendah. Sekitar 60% siswa memiliki nilai UAN dibawah 22.

 Ini menjadi permasalahan bagi bapak/ibu guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada mata Pelajaran fisika dari segi prestasi akademis untuk  bersaing dengan madrasah lain dalam  lomba Olimpiade Sains  perlu tenaga dan pemikiran ektra. Sampai saat ini masih sulit untuk dapat masuk nominasi. Namun kami tidak akan berhenti berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk MAN 2 Bantul.

 Memang keunggulan siswa MAN 2 Bantul terletak pada ketrampilan dan kreativitas siswanya.  Dengan melakukan bimbingan dalam ekstra Roket Air, siswa dengan terampil dan kreative  membuat roket dan meluncurkan agar tepat sasaran. Tak diragukan lagi, untuk ketrampilan dan kreativitas dalam menerapkan Ilmu Fisika,  siswa MAN 2 Bantul lebih unggul. Terbukti dalam ajang lomba roket air selalu memperoleh kejuaraan.

 Tahun 2017 juara 2 Kompetisi Roket Air tingkat SMA/MA  DIY –Jateng yang diselenggara oleh UAD. Tahun 2018 Juara 1  Kompetisi Roket Air tingkat SMA/MA  DIY –Jateng yang diselenggara oleh UAD.  Tahun 2019 juara 2 Kompetisi Roket Air tingkat SMA/MA  se-Jawa yang diselenggara oleh UAD.  Ditahun 2019 juga Juara 1 dan harapan 1 Kompetisi Roket Air tingkat SMA/MA se-DIY yang diselenggaran SMA N 1 Jetis Bantul.

Foto penyerahan piala oleh kajurdik Fisika UAD tahun 2018 dan Foto juara 1 dan harapan 1 Lomba Roket Air di SMA Jetis Bantul tahun 2019


Harapan saya sebagai guru fisika yaitu materi fisika di SMA/MA dikurangi. Belajar fisika lebih bermakna tanpa dikejar materi harus selesai, tetapi target tetap tercapai. Belajar fisika lebih menyenangkan dengan tidak melulu dihadapkan pada rumus-rumus dan hitungan. Ada keleluasan waktu dalam melaksanakan praktikum untuk meningkatkan ketrampilan dan kreativitas siswa. Belajar fisika sambil bermain ternyata membuat siswa tidak terlalu tegang dan menjadi menyenangkan serta meningkatkan kreativitas siswa.  Seperti pada materi implus dan momentum, gerak parabola dapat digunakan media roket air untuk memahami materi.


Penulis

Nama saya Tujilah, S.Pd, tempat lahir saya Bantul, 30 November 1973. Alamat Mandingan Ringinharjo Bantul. Saya anak nomor 2 dari 4 bersaudara. Menikah dengan Agus Susilo, S.Pd, diberi karunia Allah 2 putra. Bagas Anugrah Permata Putera 16 tahun dan Tsaabitah Naailah Permata Putri 10 tahun. Hoby saya bersepeda, berkebun, memasak dan menjahit. Prestasi yang membuatku berkesan yaitu membimbing ekstra roket air yang mampu mengantarkan anak-anak MAN 2 Bantul meraih kejuaraan  diajang lomba antar SMA/MA.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)