Fluida Air Penyangga Kehidupan

0

FLUIDA AIR PENYANGGA KEHIDUPAN

Oleh: Arif Alfatah As Srageny

(Guru Fisika MA Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta)



Puasa hari kesembilan telah berlalu, renungan fisika menyambut sang surya kali ini tertuju pada bab mekanika fluida yaitu fluida statik, air. Air merupakan rahmat yang diturunkan dari langit, menyejukkan bumi, menghidupkan yang mati, dan memberi keseimbangan dalam kehidupan. Keberadaan air juga bisa menjadi ujian serta cobaan bagi umat manusia.


Seperti juga tentang ilmu yang mengalir, menyerap, dan menghidupkan akal serta jiwa manusia. Konsep fluida statis dalam fisika sejatinya bukan hanya ilmu kealaman semata, tetapi juga cerminan hukum kehidupan sosial dan spiritual.


Firman Alloh dalam QS. Al Anbiya: 30 dan hadits Nabi, mengabarkan;

"Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup."

"Permisalan ilmu yang Alloh utus kepadaku seperti hujan yang turun ke bumi." (HR. Bukhari dan Muslim)


Air tidak hanya sekadar zat cair, tetapi juga bisa kita ambil perumpamaan ilmu, keseimbangan, dan dinamika sosial. Sebagaimana air dalam fluida statis berinteraksi dengan tekanan, kerapatan (massa jenis), dan hukum-hukum fisika, begitu pula manusia dalam kehidupan bermasyarakat menghadapi tekanan, keseimbangan, dan gaya angkat. 


Konsep Kerapatan (Massa Jenis) dan Analoginya

Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang didefinisikan sebagai perbandingan massa zat dengan volumenya. Dalam konteks sosial dan spiritual, ini mencerminkan kadar ilmu, iman, dan karakter seseorang.


Ilmu yang padat seperti air yang berat, sebagaiman orang berilmu ibarat air yang memiliki massa jenis tinggi mereka tenang, tidak mudah menguap oleh godaan dunia, dan selalu menahan arus kebodohan. Sedangkan kebodohan seperti air yang ringan, sebagaimana orang yang dangkal ilmunya mudah terombang-ambing oleh opini dan fitnah, seperti uap air yang menghilang ‘tanpa bekas’.


Konsep Tekanan Hidrostatik dan Analoginya

Tekanan hidrostatik adalah tekanan dalam zat cair dikarenakan berat jenis zat cair yang ada di atasnya, tekanan hidrostatik bergantung pada kedalamannya. Ibaratnya, semakin dalam seseorang masuk ke kehidupan, semakin besar tekanannya.


Pemimpin dan ulama seperti air di dasar samudra, mereka menerima tekanan yang lebih besar karena tanggung jawabnya. Orang beriman diuji lebih berat, semakin tinggi keimanan seseorang, semakin besar cobaannya. Alloh berfirman:


"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?" (QS. Al-Ankabut: 2)


Sebagaimana tekanan di dasar laut sangat besar, begitu pula para ulama dan pemimpin yang menanggung amanah umat. Mereka harus memiliki kekuatan spiritual dan sosial agar tidak hancur oleh tekanan yang datang.


Konsep Bejana Berhubungan dan Analoginya

Prinsip bejana berhubungan menyatakan bahwa fluida dalam bejana yang terhubung akan mencapai keseimbangan pada ketinggian yang sama. Dalam sosial, ini berarti keadilan harus dijalankan artinya kekayaan tidak boleh terkonsentrasi di satu tempat, melainkan harus mengalir kepada mereka yang membutuhkan. Islam menerapkan keseimbangan ini melalui zakat dan sedekah. Jika satu golongan memiliki kelebihan, mereka harus mengalirkan sebagian kepada yang kekurangan.

"Tidak beriman seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan." (HR. Bukhari)


Seperti air yang mencari keseimbangan, kehidupan sosial yang sehat adalah yang mampu mengalirkan kebaikan dari yang lebih kepada yang kurang.


Hukum Pascal dan Analoginya

Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Dalam kehidupan sosial, perubahan kecil bisa memiliki dampak luas: Sebuah kebijakan, nasihat, atau tindakan baik bisa memengaruhi seluruh masyarakat.


Setiap individu bisa menjadi agen perubahan, karena kata-kata bijak atau akhlak yang baik dapat menyebar dan memberikan dampak yang besar. Seperti tekanan dalam fluida yang menyebar ke seluruh bagian, begitu pula kebaikan yang kita tebarkan akan merata dan membawa perubahan besar.


"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya dengan tersenyum kepada saudaramu." (HR. Muslim)


Hukum Archimedes dan Analoginya

Hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang tercelup sebagian maupun seluruhnya dalam fluida, akan mengalami gaya apung/angkat yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.


Orang yang membantu sesama akan diangkat derajatnya, semakin banyak kebaikan yang diberikan, semakin tinggi derajatnya di hadapan Alloh dan manusia. Orang yang rendah hati akan lebih ringan menjalani kehidupan, mereka yang angkuh seperti batu yang tenggelam, sedangkan yang penuh kebaikan seperti kayu yang terapung. Semakin banyak seseorang berkontribusi untuk masyarakat, semakin tinggi gaya apung sosial dan spiritualnya.

"Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)


Air dalam berbagai bentuknya mencerminkan tingkat keilmuan manusia. Sumur mencerminkan ilmu yang terbatas, hanya mengairi sekitarannya seperti orang yang berilmu tetapi tidak membagikannya. Danau mencerminkan ilmu yang luas tetapi stagnan jika tidak dialirkan seperti orang berilmu tetapi tidak mengajarkannya. Lautan mencerminkan ilmu yang luas, dalam, dan terus bergerak seperti  ulama besar yang tidak hanya memiliki ilmu, tetapi juga membagikannya kepada dunia.


Maka...

Konsep fluida statis mengajarkan kita untuk meningkatkan massa jenis diri dengan ilmu dan iman yang kuat, menahan tekanan hidrostatik dalam ujian hidup, menjaga keseimbangan sosial seperti bejana berhubungan, menjadi agen perubahan seperti hukum Pascal, mengangkat sesama seperti hukum Archimedes, dan menjadi lautan ilmu bermanfaat luas bagi sesama.


Seperti air yang selalu mengalir dan memberi manfaat, mari terus bersemangat ‘memberikan kehidupan’ bagi sesama. Sebab dalam diamnya air, ada kekuatan besar yang menggerakkan dunia.

============================

Renungan Sahur

Dari Tepian Lembah Ngosit Barat Laut Jogja

Senin Legi, 10 Ramadhan 1446 H - 10 Maret 2025 M

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)